Suatu pagi yang cerah, di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang penyair tua yang bijak. Dia tinggal di sebuah pondok kayu di tepi hutan, yang memberinya kedamaian dan inspirasi untuk menulis puisi indah tentang keajaiban alam. Setiap hari, penyair tua itu berjalan melewati hutan lebat. Dia terpesona oleh keindahan alam yang luar biasa. Daun menari ketika angin menyentuh mereka. Burung-burung berkicau riang, memberikan harmoni yang menenangkan.
Suatu hari, saat berjalan di tepi sungai, penyair tua itu bertemu dengan seorang anak lelaki yang menangis karena kesedihan. Penyair itu mendekat dan bertanya: "Hei, kenapa air matamu mengalir seperti sungai?". Anak laki-laki itu mendongak dan berkata, “Ayahku bilang alam itu membosankan dan tidak ada keajaiban di sini. Dia masih terobsesi dengan pekerjaannya dan pekerjaannya. Saya ingin tahu apa yang membuat alam begitu indah, tetapi ayah saya tidak mau mendengarkan. ."
Penyair tua itu tersenyum dan berkata, “Saya seorang penyair dan saya tahu bahwa alam penuh dengan keajaiban. Ayo, biar kutunjukkan padamu."
Keduanya berjalan di hutan. Penyair tua itu menunjuk ke dedaunan yang berpendar ketika sinar matahari menyentuhnya. Dia menunjuk ke langit dan menggambarkan awan putih membentuk gambar yang indah. Anak laki-laki itu tersenyum bahagia saat melihat kupu-kupu cantik itu terbang.
Penyair tua itu juga mengajari bocah itu tentang ekologi di sekitar mereka. Ini menjelaskan bagaimana semua makhluk hidup, dari tumbuhan hingga hewan, saling bergantung satu sama lain dalam keharmonisan alam. Bocah itu terpesona ketika mendengar penyair tua itu menjelaskan tentang kehidupan dan kecanduan di lingkungan alam. Saat matahari terbenam, mereka duduk di tepi sungai, mengagumi pantulan matahari terbenam di atas air. Bocah itu mengaku: "Sebelumnya, saya merasa sangat bahagia. Ayah saya selalu sibuk dengan dunianya, tetapi ternyata alam itu sangat indah."
Penyair tua itu tersenyum dan berkata, “Saat kita membuka hati kita pada keajaiban alam, kita akan menemukan kebahagiaan sejati. Alam mengajarkan kita pelajaran tentang kehidupan, ketenangan dan harmoni. Sekarang saya tahu Anda telah menemukan keajaiban itu juga." Sejak itu, bocah lelaki dan penyair tua itu biasa berjalan-jalan di alam bersama. Mereka menjadi teman, menikmati keindahan hidup dan alam bersama. Penyair tua terus menulis puisi indah tentang keajaiban alam, dan bocah lelaki itu belajar untuk mencintai dan menghargai kehidupan magis di sekitarnya.
Kisah penyair dan keajaiban alam mengajarkan kita pentingnya membuka hati dan melihat keindahan alam di sekitar kita. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, alam selalu menjadi tempat kita mencari kedamaian dan inspirasi.
Penyair dan keajaiban alam | Harian Pelajar
Ilustrasi: Anak penyair
Post a Comment for "Penyair dan keajaiban alam"